Thursday, 25 August 2016

Laporan Prakerin Peralatan Pemboran

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PERALATAN PEMBORAN
PENAMBANGAN BATU ANDESIT
DI PT. NORIZK GLOBAL DINAMIKA



DI SUSUN OLEH
NAMA : ARIFANDI
NISN : 9981567570


PROGRAM STUDY KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
SMK NEGERI 1 MANDAU
T.P 2015/2016



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia nya kepada saya (penulis) sehingga saya dapat melaksanakan praktek kerja industry (prakerin) beserta laporan akhir prakerin tepat pada waktunya yang saya beri judul peralatan pengolahan penambangan batu andesite di PT. Norizk Global Dinamika”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu kesyaratan kenaikan kelas siswa menegah kejuruan  dan juga bertujuan melatih siswa dalam mewujudkan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang professional serta cerdas, kompetitif dan siap kerja.

Laporan ini saya susun berdasarkan pengalaman dan data data yang saya peroleh selama melakukan prakerin di PT. Norizk Global Dinamika. Penulis berharap laporan ini dapat diterima dan dipahami sehingga dapat dipakai sebagai acuan adik kelas yang nantinya akan prakerin dan menyusun laporan serta sebagai litelature tambahan di program Keahlian GeologiPertambangan SMK N 1 Mandau.

Dengan selesainya laporan ini, penulis menyadari berkat bantuan dari pihak pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan dukungan untuk saya. Untuk itu pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan do’a .

2. Bapak Zulfikar S.Pd.MM. Kepala SMKN1 Mandau.

3. Bapak Firman DT Siahan ST, Kepala Program Keahlian Teknik Geologi Pertambangan SMKN1         Mandau, sekaligus pembimbng dalam Praktek Kerja Industri.

4. Ibu Vivi Rubianti ST, Guru produktif Program Keahlian Teknik Geologi Pertambangan SMKN1         Mandau.

5. Seluruh Bapak Ibu Guru SMKN1 Mandau.

6. Amin Minarsono; Pengawas operasional Teknik Tambang di PT. Norizk Global Dinamika.

7. Wasis; PengawasKeseluruhanLapangan Tambang di PT. Norizk Global Dinamika.

8. Fernando Purba; KepalagudangHandak di PT. Norizk Global Dinamika.

9. PutuWira; JuruLedak di PT. Norizk Global Dinamika.

10. Karyanto; Mekanik di PT. Norizk Global Dinamika.

11. Dio ; Logistik di PT. Norizk Global Dinamika.

12. Yanto ; Kepala Crusher di PT. Norizk Global Dinamika.

13. Nono Suwono; Pengawaslapangandan K3lh di PT. Norizk Global Dinamika.

14. Karyawan-karyawan yang berada di PT. Norizk Global Dinamika.

Saya menyadari bahwa laporan yang saya buat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karna itu saya menerima kritikan dan saran bagi seluruh pihak untuk penyempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan praktek lapangan industry ini dapat bermanfaaatterutama bagi penulis sendiri,perusahaan dan bagi pembaca yang memerlukannya.

RINGKASAN

PT. Norizk Global Dinamika merupaka salah satu perusahaan tambang bahan galian batu andesit (galian c) yang penambangan andesit di PT. Norizk Global Dinamika dilakukan dengan system tambang terbuka dengan metode (open pit) dengan menggunakan sistem (strip mining). Andesit adalah salah satu jenis batuan beku, karena kekerasan andesit yang sangat tinggi (kompak) maka tidak ekonomis dilakukan penambangan dengan metode-metode ripping–dozing sehingga PT. Norizk Global Dinamika menggunakan metode pemboran dan peledekan (drilling and blasting) untuk mencapai target produksi 2.000 ton/bulan, sedangkan pada saat ini PT. Norizk Global Dinamika hanya mampu produksi sebanyak 1,245 ton/bulan

Kegiatan dasar penambangan yang dilakukan tidak jauh dari perencanaan tambang yang dimiliki oleh PT. Norizk Global Dinamika kegiatan tersebut berupa : pembabatan (clearing), pengupasan tanah penutup( stripping), pelepasan atau pembebasan batuan, pemuatan, pengangkutan dan reklamasi .
PT. Norizk Global Dinamika memiliki 3 divisi yaitu divisi tambang, divisi peledakan atau pemboran dan divisi crusher (pengolahan).Penambangan pada PT. Norizk Global Dinamika selalu berpedoman pada dokumen upaya pengawasan lingkungan (UPL) dan upaya kelola lingkungan (UKL) yang telah disusun. Penyusunan dokumen tersebut sebagai acuan pengelolaan dan pemantuan mulai dari kegiatan persiapan sampai ketahap penambangan. Dengan demikian dampak negative dapat diminimalisir dan dampak positif yang di timbulkan dapat lebih dikembangan agar pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat diwujudkan.

Dalam pengupasan lapisan tanah penutup (overburden), PT. Norizk Global Dinamika menggunakan ala tangkat Excavator Komatsu Pc.200 dan alat angkut dump truck, yang kemudian dibuang ke disposal area yang berjarak 250M dari lokasi tambang. Setelah dilakukan pengupasan OB, kegiatan selanjutnya ialah pengecekan tempat lokasi pemboran, dimana PT. Norizk Global Dinamika Menggunakan alat bor Furukawa Rock Drill PCR200 dan Compressor PDS750S dengan diameter BatangBor 3 inchi, dan Panjang batang bor 3 meter. Setelah lubang ledak selesai dibor, kegiatan selanjutnya adalah Tahap Peledakan, dimana PT. Norizk Global Dinamika Menggunakan Metode Peledakan Listrik. Kemudian, setelah Peledakan dilakukan, kegiatan Selanjutnya adalah Pemuatan (loading) Batu Andesite, Yang kemudian dibawa kemesin Pengolahan (Crusher), dan tahap terakhir (finishing) adalah Pemasaran. 





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan meningkatkan kegiatan pembangunan diberbagai wilayah diindonesia, maka kebutuhan akan material konstruksi pun meningkat.

PT. Norizk Global Dinamika sebagai salah satu perusahaan tambang yang memproduksi material untuk konstruksi maupun untuk jalan, ikut berperan serta dengan meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan konsumen.

PT. Norizk Global Dinamika merupakan salah satu perusahan tambang bahan galian andesite (galian c) yang penambangan andesit di PT. Norizk Global Dinamika dilakukan dengan melakukan system tambang terbuka dengan metode (open pit) dengan menggunakan system (strip mining). 

Andesit adalah salah satu jenis batuan beku, karena kekerasan andesit yang sangat tinggi (kompak) maka tidak ekonomis dilakukan penambangan dalam metode ripping-dozzing sehingga PT. Norizk Global Dinamika Menggunakan metode pemboran dan peledakan (drilling and blasting) untuk mencapai target produksi 2.000 ton/bulan, sedangkan pada saat ini PT. Norizk Global Dinamika Hanya Mampu produksi Sebanyak 1.245 ton/bulan.

Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh dengan bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan pengolahan harus mengerti benar cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan.

Dalam hal ini pemilihan metode peledakan,serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.oleh karena itu selain mempelajari tetntang metode peledakan juga diperlukan penegetahuan tentang peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam setiap masing-masing metode peledakan. Hal ini akan mengurangi dampak buruk atau kerugian yang ditimbulkan.

Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan perlatan peledakan perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (Blasting Equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, blasting ohm meter dan sebagainya.sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali, misalnya ANFO, Dinamit, dan sebagainya.

Sedangkan pada kegiatan pemboran (drilling) PT. Norizk Global Dinamika menggunakan mata bor 3 inchi dalam melakukan kegiatan pemboran saling mengalami hambatan dalam penerapan sehingga berdampak pada kurangnya hasil produksi. Hambatan yang sering ditemukan yaitu, sering terjadinya kesalahan dalam pengukuran geometri pemboran, produktivitas mesin bor tidak maksimal, adanya polusi udara, terjadinya kendala saat pekerjaan, semisalnya batang bor yang patah.

Untuk mencapai hasil Bongkahan peledakan (fragmentasi) batuan yang diharapkan. Kegiatan peledakan (Blasting) sangat tergantung dari hasil pemboran yang terbentuk. Sehingga pemboran dan peledakan memiliki kaitan satu sama lain, karena peledakan didahului pembuatan lubang ledak oleh mesin bor. Sehingga apabila pemboran  tidak ada, maka peledakan batuan tidak bisa terlaksana. Dimana urutan kegiatan pemboran dan peledakan terdiri dari menyiapakan lokasi pemboran dan peledakan, menentukan desain pemboran, melakukan pemboran berdasarkan desain, pengangkutan bahan peledak dari gudang handak ke lokasi peledakan, dan diakhiri dengan kegiatan peledakan.

Dari latar belakang masalah tersebut penulis akan membahas mengenai Peralatan pemboranbatu Andesit diPT. Norizk Global Dinamika.



B. Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan

Maksud penulisan laporan prakerin ini adalah untuk melengkapi penilaian akhir praktek kerja industri (PRAKERIN) semester 4 Tahun Ajaran 2015/2016

Tujuan penulisan laporan akhir ini yang utama adalah untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai dunia pertambangan bagi penulis dan pembaca khususnya mengenai tentang peralatan pemboran (drilling). Serta menerapkan ilmu yang ada disekolah dengan yang ada dilapangan, yang diketahui bahwa ilmu teori dan praktek saling berkesinambungan walau tidak sama.

C. Pelaksanaan Prakerin

Waktu Pelaksanaan Prakerin : 01 April 2016 – 25 Juni 2016
Nama Tempat Prakerin : PT. Norizk Global Dinamika
Lokasi :Manggilang kecematan pangkalan koto baru kabupaten lima puluh koto, Provinsi Sumatra Barat
Dengan jam kerja ................ setiap hari..








BAB II
ORGANISASI PT.NORIZK GLOBAL DINAMIKA



A. Sejarah Perusahaan

PT. Norizk Global Dinamika merupakan suatu perusahan swasta nasional. Pemilik lahan PT. NORIZK asli putra Daerah Sumatra Barat H.Muhammad Janin Jahar, kemudian di serahkan kepada putra tertuanya yaitu Bapak Angga Septian S.KOM,MBA. PT. Norizkyang awal pergerakannya padatambang grup batu bara.yang berada di wilayah kungo pada tahun 2008, Pada Tahun 2009 PT. Norizk Global Dinamika mulai melakukan eksplorasi-eksplorasi untuk komoniti batuan  yang mengandung bijih besi. Dan pada tahun 2010 PT. Norizk Global Dinamika ada 5 IUP bijih besi yang berada di Solok,dan Solok selatan,yang solok berada di sungai lasih,lubuk selasih,air abu,dan di surian.Dan, di solok selatan berada di daerah muara labuah.selain itu PT. NORIZKmemiliki tambang emas di daerah Bengkulu yang pertama kali melakukan eksplorasi. 

Pada tahun 2009 Mulai eksplorasi untuk komuniti emas di pesisir selatan di daerah salinggit ketek tambang emas merupakan tambang sisa dari belanda,di apai solok selatan, pada tahun 2012 pergerakan ke arah menggilang untuk ikut komuniti bijih besi, pada tahun 2012 akhir survei komuniti batuan, pada tahun 2013 setelah survei mengurus surat izin tambang, dan pada tahun 2014 keluar surat izin tambang dan ditahun 2014 juga dilakukan pembangun infrastruktur dan serta membangun crusher, pada tanggal 7 januari 2015 mulai produksi pertambangan di crusher. Dan penambangandimulaitanggal 13 desember tahun 2014, pada tahun 2014 melakukan peledakan pertama,2016 menukar mitra, april 2014 mulai untuk penambangan pengolahan di manggilang.

Pada Tahun 2014 Norizk menekuni hidropower mengadakan mulai dari survei sampai pembangunan sampai jadi dan bekerja sama dengan PLN untuk mensuply listrik di beberapa daerah,dari survei-survei yang di lakukan itu ada 17 titik yang sudah di setujui untuk melakukan pekerjaan,saat ini paling duluan di lakukan pekerjaan mulai tahap konstruksi itu di pesisir selatan.  


B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan rangkaian dari hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai tujuan. Secara fisik,struktur organisasi dapat di nyatakan dalam bentuk bagian yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis kewenangan yang ada. Struktur organisasi PT. Norizk Global Dinamika dapat dilihat pada lampiran A.


C. VISI PERUSAHAAN

 PT. Norizk Global Dinamika memiliki visi:
“Dalam Kapasitasnya sebagai Perusahaan nasional yang bergerak dibidang Pertambangan dan crusher,bermaksud untuk bisa ikut berperan aktif menciptakan lahan-lahan usaha serta mencipakan lapangan pekerjaan untuk mendukung setiap usaha pembnagunan dan pengembangan wilayah Indonesia, khusus nya Sumatera Barat”

D. DIVISI PERUSAHAAN

1. DIVISI TAMBANG

Divisi ini berfungsi sebagai bagian dari usaha PT. Norizk Global Dinamika yang di bentuk untuk melakukan penambangan (galian C) di Jorong Lubuk Jantan,Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan koto baru.
Cara penambangan dengan menggunakan sistem tambang terbuka.







Gambar 2.1 Proses Loading Batu Andesite PT.NORIZK

Gambar 2.2 Wilayah Penambangan PT. NORIZK

2. DISIVI STONE CRUSHER 

Divisi ini didirikan untuk menjalankan fngsinya sebagai bagian dariperusahaan untuk menindak-lanjuti proses dari hasil tambang (galian c) yang saat ini berkedudukan di jorong lubuk jantan . nagari manggilang ,kecematan pangkalan koto baru, kabupaten lima puluh kota ,provinsi Sumatra barat .
Unti (Untut Arifandi) pengolahan stone crusher ini menggukan lima unit mesin dengan tiga tipe yang berbeda, seperti: 
a. Tiga buah mesin tipe jaw 
b. Satu buah mesin tipe cone 
c. Satu buah mesin tipe impact 
Mesin-mesin tersebut mempunyai kapasitas produksi sebesar 100 ton/jam


Gambar 2.3 Tempat Pengolahan (Stone Crusher) Batu andesite       PT. NORIZK


3. DIVISI PELEDAKAN /BLASTING 

PT. Norizk Global Dinamika juga telah mendapatkan izin blasting yang digunakan untuk kelancaran penmabangan bahan galian batuan andesit (galian c) di jorong pauh anok nagari palngkalan kecematan pangkalan koto baru kebupaten lima puluh kota .

Gambar 2.4 Mesin bor furukawa rock drill (FRD)PCR 200 + Compresor PDS750S



D. LOKASI PT. Norizk Global Dinamika 

PT. Norizk Global Dinamika terletak di kecematan pangkalan koto baru kabupaten lima puluh koto . Jarak dan lokasi ke kota dan lokasi padang sekitar 170 km, sedangkan jarak ke kota pekanbaru 148 km dengan kondisi Jalan provinsi .

E. Titik Kordinat Lokasi Dan Topografi PT. NORIZK

Tabel 1 Titik Kordinat Lokasi Dan Topografi PT. NORIZK

No
Ttk Koordinat Geografis
BujurTimur Lintang Utara
° °

A 100 44 18.80 0 2 40.59
B 100 44 18.80 0 2 24.79
C 100 44 13.83 0 2 24.79
D 100 44 13.83 0 2 20.96
E 100 44 3.75 0 2 20.96
F 100 44 3.75 0 2 10.72
G 100 44 1.90 0 2 10.72
H 100 44 1.90 0 2 2.37
I 100 43 53.91 0 2 2.37
J 100 43 53.91 0 1 18.30

Untuk mencapai wilayah izin usaha pertambangan Operasi produksi PT. Norizk Global Dinamika dariibukota provinsi dapatditempuh dengan menggunakan jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan jalur transportasi sebagai berikut :

1. Padang-payakumbuh dengan jalur transportasi darat ditempuh lebih dari 137 km dalam waktu kurang lebih 3 jam

2. Payakumbuh-pangkalan dengan jalur transportasi darat ditempuh lebih dari 50 km dalam waktu kurang lebih 1 jam

Peta kesampaian daerah penambangan batu andesit PT. Norizk Global Dinamika dapat dilihat
Batas lokasi kegiatan penambangan adalah :
a. SebelahUtara:BerbatasandenganKabupatenRokanHuludanKabupaten Kampar Provinsi Riau.
b. SebelahSelatan:BerbatasandenganKabupatenTanahDatardanKabupaten Sijunjung.
c. Sebelah Barat:Berbatasan denganKabupaten Agam dan KabupatenPasaman.
d. Sebelah Timur : Berbatasan denganKabupaten Kampar dan PropinsiRiau.

TOPOGRAFI PT. Dempo Bangun Mitra terletak di kecamatan pangkalan koto baru. Topografi daerah ini bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan tinggi tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di nagari tanjung pauh 90 m dpl dan daerah tertinggi berada pada bukit gadih 1330 m dpl di nagari koto alam. Kecamatan ini juga di karuniai banyak sungai yang telah di manfaatkan masyarakatan  untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus, sebagai sumber irigrasi, sebagai bahan galian C serta sebagai sarana transportasi yang menggunakan perahu untuk membawa hasil gambir dan karet. Topografi PT.dempo bangun mitra dapat di lihat pada lampiran D.

F. Luas Areal dan Cadangan Batuan

IUP operaksi produksi PT. Norizk Global Dinamikaseluas 20 Ha dan cadangan seluas 30 Ha, dengan cadangan deposit bahan galian batuan kurang lebih 1,5  MT (15 juta ton).

Gambar 2.5 Cadangan Deposit Batu Andesit PT. Norizk Global Dinamika

G. Penjulan Dan Pengangkutan

Konsumen bahan galian batuan PT. Norizk Global Dinamika adalah konsumen domestik. Untuk setiappenjualan dilakukan dengan cara pengambilan sampel guna mengetahui kualitas bahan batuan tersebut.Berdasarkan standar  keausen agregat <45% (ASTM C 131-76), maka kualitas bahangalian batuan (galian C) PT.Dempo Bangun Mitra adalah 19,42% (baik).
Selama ini system penjualan bahan galian batuan PT. Norizk Global Dinamikamelalui jalan darat dengan menggunakan truck dam dump truck dengan kapasitas muatan 6-35 ton/mobil.Jumlah produksi bahan galian batu    PT. Norizk Global Dinamika di sesuaikan jumlah permintaan dari konsumen pasar.

Gambar 2.6 Alat Angkut Dump Truk


Gambar 2.7 Alat Muat Loader



H. Timbangan

PT. Norizk Global Dinamika memiliki fasilitas timbangan dengan kapasitas berat beban sebesar 60 Ton. Timbangan ini di gunakan untukmengukur keakuratan berat dari bahan galian batuan (galian C) maupun batu hasil pengolahan.

Gambar 2.8 Timbangan

I. Jam Kerja

Kegiatan penambangan PT. Norizk Global Dinamika membagi jam kerja menjadi dua shift 1 dan shift 2.adapun jadwal yang di terap kan pada PT.dempo bangun mitra adalah sebagai berikut
Shift 1: mulai 07.00 – 17.00,istirahat (12.00 – 13.00)
Shift 2: mulai 19.00 – 05.00,(untuk jam kerja bagian Crusher)
Shift 2 dilakukan apabila target produksi tidak tercapai sehingga di perlukan penambangan jam kerja pada malam hari untuk mencapai target produksi. Shift 2 hanya untuk pekerjaan di crusher.


J. Aktifitas Dasar Penambangan

Kegiatan dasar penambangan yang di lakukan ini tidak jauh dari perencanaan tambang yang di miliki oleh PT. Norizk Global Dinamika tersebut, kegiatan tersebut berupa:
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupsan tanah penutup (stripping)
3. Pelepasan atau pembebasan batuan
4. Pemuatan
5. Pengangkutan
6. reklamasi 




BAB III
PERALATAN PEMBORAN



A. Pengertian Pemboran

Pemboran adalah pembuatan lubang yang berukuran tertentu pada bahan padat dengan menggunakan peralatan yang sesuai untuk suatu tujuan yang telah di tentukan oleh PT. NORIZK. Pemboran merupakan tahapan awal dari proses peledakan. Hasil bongkahan batuan peledakan sangat tergantung dari hasil pemboran yang di hasilkan.

Pemboran merupakan salah satu kegiatan yang penting yang dilakukan sebelum pengisian bahan peledak dan pembuatan rangkaian peledak pada daerah yang akan diledakan. Salah satu tujuan pemboran adalah untuk membuat lubang ledak untuk pengisian bahan peledak. Klasifikasi alat bor berdasarkan jenis gerakan gaya yang di gunakan untuk pemecahan batuan pada waktu pemboran yaitu :

1. Percussive
alat bor yang menggunakan tumbukan berulang kali untuk memecahkan batuan.Contoh down the hole drill.

2. Attritive
Alat bor yang melakukan penggerusan batuan dengan kekuatan abrasi untuk batuan.Contoh diamond drill.

3. Rotative-cutting
Alat bor yang pada proses pemecah batuan dengan cara di potong atau serutan.Contoh auger drill.

4. Rotary-crushing
Alat bor yang menggunakan kekuatan dari daya tekan yang terus menerus pada proses batuan. Contoh heavy rotary drill



B. Sistem Pemboran 

Berdasarkan pertimbangan teknik dan keekonomian sistem pemboran mekanik (percusif, rotary, rotary-percussion) dengan berbagai ukuran dan kemampuan pada kegiatan pemboran untuk menyediakan lubang ledak lebih efisien dari sistem pemboran yang lain.

Komponen utama dari sistem pemboran secara mekanik adalah sumber energy mekanik, batang bor sebagai penerus(transmitter) energy, mata bor sebagai aplikator energy terhadap batuan, dan peniup udara flushing (cutting) dan mengeluarkannya dari lubang bor. Sistem pemboran mekanik berdasarkan cara sumber energy mekaniknya dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Percussion

Pada pemboran percussion, energy dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini adalah piston yang mendorong dan menarik tangkai (shank) batang bor. Energi kinetic piston diteruskan kebatang bor dalam bentuk geolombang kejut (shock wave) yang bergerak sepanjang batang bor dengan kecepatan 5000m/detik. Pada metode percussif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) batuan oleh mata bor. Contoh alat bor yang menggunakan tipe ini adalah hammer drill, churn drill.

2. Rotary 

Sistem rotary mekanisme kerjanya dengan cara berputar, berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotary terbagi menjadi dua sistem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan tricone hingga lunak, untuk sistem drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill.

3. Rotary-percusion

pada pemboran rotary-percusion, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran , sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Top Hammer

Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terjadi dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jenis yaitu: hydrolik top hammer dan pneumatic top hammer.

b. Down the Hole Hammer (DTH Hammer)

Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakanudara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakan bor, didalam lubang sehingga hanya sedikit energy tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya.

C. Pola Pemboran

Pola pemboran terbagi tiga yaitu :  pola pemboran bujur sangkar, pola pemboran persegi panjangm dan pola zig zag.
1. Pola bujur sang.kar : pola spasi dan burdennya sejajar atau sama
2. Pola persegi panjang : jarak spasi dalam satu baris lebih besar dibandingkan dengan burden
3. Pola zig-zag : antara lubang bor dibuat zig zag yang berasal dari pola bujur sangkar dan persegi panjang.

D. Fungsi Pemboran 

Pemboran memiliki banyak fungsi antar lain :
1. Expolarasi tubuh bijih
2. Informasi stratigrafi
3. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
4. kontrol kadar bijih 
5. perhitungan cadangan bijih
6. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dll)


E. Peralatan Pemboran

Alat bor yang digunakan di PT. Norizk Global Dinamika adalah mesin bor FRD Furukawa Rock Drill PCR 200 + Compresor PDS 750S Alat ini mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :
1. Digerakan oleh angina/udara bertekanan tinggi dari Compresor PDS 750S.
2. Saat pelaksanaan pemboran,alat ini menggunakan batang bor dengan panjang 3 meter.
3. Kedalaman lubang bor yang dihasilkan rata-rata sekitar 2,5 meter.
4. Lubang bor yang dihasilkan untuk 1 hari kurang lebih 20-50 lubang bor tergantung dari cuaca,kekerasan batuan serta keefiensi kerja mesin bor.
5. Jumlah tenaga kerja pada saat kegiatan pemboran adalah 2 orang,yang 
6. terdiri dari 1 juru bor(Drill) dan Drilling Healper.












Gambar 3. 1 Furukawa Rock Drill PCR 200


Peralatan pemboran terdiri dari :

1. Kompresor

Kompresor merk “Airman-PDS 750 S” yang terlihat pada gambar 3.2 adalah alat digunakan sebagai sumber tenaga penggerak mesin bor.

Gambar 3.2 Kompresor PDS 750S untuk kegiatan pemboran


2. Batang dan Mata bor

Batang bor yang digunakan saat pemboran jumlahnya 1 batang dengan panjang 3 meter. Sedangkan mata bor  yang digunakan sebagai penetrasi batuan andesit berjenis button dengan diameter 3 inch (gambar 3.3)
  
Gambar 3.3 Mata bor dalam kegiatan pemboran


F. Persiapan Pemboran 


Tahap persiapan pemboran yang harus dilakukan adalah:

1. Melakukan pembersihan area untuk kerja alat bor dengan menggunakan alat berat mekanis excavator dan bulldozer supaya mempermudah perpindahaan alat bor dari lubang yang satu ke lubang yang lainnya. Untuk pembersihan lokasi dari tanah penutup, sudah dilakukan satu hari sebelumnya.

2. Operator mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pemboran dan memeriksa bila ada kelainan atau kerusakan bisa diketahui sejak dini, sehingga saal dilapangan, peralatan sudah lengkap dan siap digunakan.

3. Memindahkan peralatan pemboran dan kelengkapannya dari gudang atau tempat parker terakhir menuju lokasi pemboran di PT. Dempo Bangun Mitra yang jaraknya kurang lebih 100m dari gudang /tempat parkir.

4. Juru ledak memberi informasi kepada juru bor tentang perhitungan lubang ledak yang dibutuhkan.

5. Pengukuran dan penandaan titik yang akan dibor. Kegiatan ini dilakukan oleh helper atau karyawan, pengukuran diawali dari arah free face.
Pemasangan tanda kerja alat bor yang berupa pita atau bendera, pemasangan pita bendera iniii   bertujuan agar peralatan dan karyawan yang tidak berkepentingan dilarang masuk area kerja alat bor.

G. Pelaksanaan/Tahap pemboran

Setelah segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik, maka kegiatan dilanjutkan pada tahap pemboran. Pada tahap ini, operator melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan pengecekan alat bor Furukawa  Rock Drill seperti : bahan bakar,oil mesin,oil hidrolik dan keadaan sekitarnya.

b. Compressor dihidupkan dan dipanaskan terlebih dahulu, kemudian dibiarkan beberapa saat. Letak compressor harus diperhitungkan, agar tidak  mengganggu pada saat proses pemboran.

c. Setelah itu baru dilakukan pengeboran. Selanjutnya ujung bor diarahkan ke batuan yang akan di bor. Batang bor yang di pakai memiliki panjang 3 m. setelah mencapai kedalaman 2,5 meter batang bor diangkat. Setelah didapatkannya lubang bor, lubang tersebut di tutupi dengan plastik/karung, agar material lain tidak masuk kedalaman lubang bor dan mencegah air masuk kedalam lubang bor pada saat hari hujan. 

Arah pemboran yang di terapkan adalah pemboran dengan arah lubang ledak tegak, hal ini di maksudkan agar pemboran dapat dilakukan dengan lebih baik dengan akurat. Walau demikian, sering di jumpai pula dilapangan pemboran dengan arah miring. Selain itu, pengisian bahan peledak juga mudah untuk dilakukan. Pola pemboran yang di terapkan oleh PT. dempo bangun mitra adalah pola zigzag bujur sangkar  2 x 2 = 4 .



BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembuatan laporan di atas, maka di dapatkan berapa kesimpulan,sebagai berikut :.

1. Dari pemboran, di dapatkan bahwa mata bor baja campuran (5 skala mhos), dengan panjang batang bor 3 meter, dan sumber tenaga menggunakan compressor. Dengan jenis mata bit adalah tumbuk. Dengan pembuatan lubang bor dengan cara putaran dan tekanan, dengan pola pemboran zigzag bujursangkar.

2. Dari data cycle time pemboran, di dapatkan data bahwa kedalaman lubang bor rata-rata adalah 2,2 meter, dalam sekali pemboran satu lubang bor membutuhkan waktu 5;48” (5 menit 48 detik). Dalam satu jam,mesin bor , meter/menit atau 24 meter/jam


B. SARAN

1. Penulis menyarankan agar safety dan keselamatan kerja lebih di perhatikan, agar terciptanya zero insiden, karena penulis lihat sendiri, safety untuk karyawan crusher minim, seperti helm, dsb. Berbanding terbalik dengan orang tambang, yang safety lebih di utamakan.

2. Penulis menyarankan agar mesin crusher di perbaiki dan service 100% agar tidak selalu terjadi kerusakan di setiap harinya, karena selama prakerindi crusher, penulis selalu menemukan kerusakan di berbagai titik, menyebabkan selalu di lakukan perbaikanyang tidak tau seberapa lama tahannya untuk ke depannya.

3. Penulis menyarankanagar kedepannya hubungan antara smkn 1 mandau dan PT. Norizk Global Dinamika tetap terjalin dengan baik dan terjaga, sehingga ke depannya masih bisa menerima siswa magang smkn 1 mandau, khususnya buat adek-adek kelas berikutnya.

Wednesday, 24 August 2016

Materi Perminyakan

Materi Perminyakan
Kali ini saya akan membahas tentang Inti dari teknik perminyakan

 Inti dari teknik perminyakan adalah bagaimanaca caranya mengangkat minyak dari bawah tanah ke permukaan sehingga diperoleh untung semaksimal mungkin

Ilmu-ilmu utama yang dipelajari dalam Teknik Perminyakan Program Sarjana adalah:

* Reservoir Fluids

Di mata kuliah ini kita akan mempelajari dasar dari Ilmu kima Hidro Karbon, kelakuan fasa dari fluida reservoir (Gas dan Minyak), jenis-jenis fluida reservoir, sifat-sifat dari gas minyak dan air formasi.

* Petrophysics

Dalam Reservoir Fluids kita mempelajari fluidanya, sedangkan di mata kuliah ini kita mempelajari tempatnya, yaitu sifat fisik dari batuan. Sifat fisik batuan yang paling penting kita pahami dalam teknik perminyakan adalah porositas (Perbandingan antara volume pori dengan volume batuan secara keseluruhan) dan permeabilitas (Kemampuan batuan untuk dialiri fluida)

* Reservoir Engineering

Bahasa awam dari reservoir minyak/gas adalah tempat dimana minyak atau gas terkumpul.
Bagian terpenting yang dipelajari dalam Reservoir Engineering adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu reservoir, menentukan sifat-sifat fisik reservoir, memperkirakan mekanisme pendorongan, memperkirakan kinerja reservoir, menentukan jumlah minyak, gas, dan panas bumi dan tingkat perolehannya, merencanakan pengembangan lapangan secara optimum serta menentukan kontrol operasi dan waktu yang tepat.

Menurut Ir. Asep Kurnia Permadi, M.Sc., Ph.D, teknik perminyakan itu adalah Reservoir Engineering, atau bisa saya terjemahkan adalah seseorang Engineer dikatakan Petroleum Engineer jika sudah memahami Reservoir Engineering.

* Drilling Operation Technique

Dari judul sudah dapat kita perkirakan, segala hal yang berhubungan dengan proses pemboran sumur dipelajari disini. Mulai dari design pemboran, design lumpur, design penyemenan sampai penanggulangan jika terjadi kick/blowout dipelajari disini.

Dosen pengajarnya sangat luar biasa Dr.Ing. Ir.  Rudi Rubiandini Ria S.

* Production Engineering

Hal utama yang dipelajari adalah design peralatan produksi sehingga diperoleh laju produksi yang optimal

* Formation Testing

Data-data karakteristik formasi dapat ditentukan dari Formation testing, caranya adalah dengan memberikan gangguan pada formasi kemudian dari efek gangguan tersebut dapat diketehui karakteristik dari formasi.

* Well Log Analysis

Well Logging adalah kegiatan merekam karakteristik batuan sebagai fungsi kedalaman. Data-data yang didapat antara lain : resistivitas, porositas, lapisan permeabel, mud cake pada dinding sumur, sifat radio aktif, sifat rambat suara, temperatur dan tekanan formasi, tekanan jenis fluida dalam formasi, lithologi, parameter drilling dll.
G;
Tujuan utama well logging adalah mencari kandungan migas yang bisa diproduksikan secara ekonomis di dalam batuan.

Dari hasil well logging dapat dilakukan Evaluasi formasi, Analisa Kualitas semen, Korelasi antar sumur, Pemeriksaan dan pemantauan reservoir, Deteksi daerah dengan tekanan berlebih Analisa Mekanika, Pemetaan Reservoir.

* Surface Facilities & Transportation

Fluida yang terproduksi dari sumur tidaklah murni 100% minyak / gas hidrokarbon ada kandungan zat-zat lain seperti air formasi, pasir, dan gas non-hidrokarbon. Oleh karena itu perlu pen-design-an separator untuk memisahkannya. Selain itu zat-zat yang tidak diinginkan tersebut tidak dapat langsung dibuang atau langsung diinjeksi kembali ke reservoir begitu saja, harus melalu beberapa treatment pengkondisian agar dapat dibuang atau diinjeksikan kembali.
Dalam mata kuliah inilah hal-hal tersebut dipelajari.

* Artificial Lift Well Design

Masih berhubungan dengan Production Engineer.
Sumur tidakl dapat mengalir secara alami terus menerus, salah satu penyebabnya adalah tekanan reservoir yang terus turun karena fluidanya terproduksi. Pengangkatan buatan diberikan ke dalam sumur agar sumur dapat berproduksi lebih lama, atau bisa juga digunakan pada sumur yang masih dapat mengalir secara alami untuk meningkatkan produksi. Pengangkatan buatan yang digunakan diantaranya adalah dengan gas lift, Sucked ROd Pump, Electrical Submersible Pump, Hydraulic Piston Pumping, Progressive Cavity Pumping, Plunger Lift, dan Hydraulic Jet Pumping.

* Petroleum Economic Project

Seorang yang bekerja di dunia permiyakan sepatutnya mengetahui bagaimana manajemen, regulasi dan sistem ekonomi perminyakan di Indonesia.

* Well Stimulation

Kemampuan suatu sumur dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan bidang kontak antara sumur dengan reservoir seperti Pengasaman, Hydraulic Fracturing, Acid Fracturing dll.

* Enhanced Oil Recovery

Dari keseluruhan minyak yang terdapat di reservoir, hanya sedikit yang dapat diproduksikan, dalam kuliah ini kita mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan design peningkatan perolehan minyak.

* Natural Gas Engineering

Mata kuliah ini hampir sama dengan Reservoir Fluids, Reservoir Engineering dan Formation Testing. Tapi hanya membahas tentang gas alam.

* Geothermal

Selain minyak dan gas bumi, di Teknik Perminyakan ITB juga diberikan kuliah tentang Panas Bumi. Karena sistemnya tidak jauh berbeda hanya fluida yang diinginkannya saja yang berbeda.


Macam Bahan Galian Industri

Semua Macam Bahan galian Industri

Bahan Galian Industri

I. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

A. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,
kelompok ini dapat dibagi menjadi :
Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
B. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.

C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes

D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

F. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

II. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya

Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.

III. Manfaat bahan galian berdasarkan klasifikasinya dan lokasinya di indonesia

Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.
Bahan galian A yaitu memiliki sifat sangat strategis dan memiliki nilai bagi negara
Aspal
Tambang aspal terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal juga dihasilkan oleh Permigan Wonokromo, Jawa timur, sebagai hasil pengolahan minyak bumi.

Kobalt
Deskripsi fisik yang ditunjukkan kobalt adalah bersifat brittle, keras, dan merupakan transisi logam dengan magnet. Kobalt juga terdapat dalam meteorit. Endapan mineralnya dijumpai di Zaire, Morocco dan Canada. Cobalt-60 (60Co) dapat membentuk isotop buatan dengan tembakan sinar gamma (energy radiasi tinggi). Garam kobalt salts berwarna biru gelap dan seperti gelas atau bening. Banyak digunakan dalam industri. Digunakan juga untuk bahan dasar perasa makanan yang mengandung vitamin B12 dalam kadar yang tinggi.
Batubara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis

Daerah-daerah penghasil batubara adalah :

Bukitasam : Pusatnya di Tanjungenim, Sumatra Selatan.
Kotabaru : Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Sungai Berau : Pusatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.
Umbilin : Pusatnya di Sawahlunto, Sumatra Barat
Selain itu, tambang batubara terdapat juga di Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan Sulawesi Selatan. Tambang batubara dusahakan oleh PN Batubara.

Minyak bumi
Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar.

Tambang Minyak Bumi
Tambang minyak bumi antara lain terdapat di :

Babo : Papua
Cepu : Jawa Tengah
Delta Sungai Berantas : Jawa Timur
Dumai : Riau
Kembatin : Kalimantan Tengah
Kepulauan Natuna : Riau
Klamano : Papua
Lhokseumawe : DI Aceh
Majalengka : JawaBarat
Peureuk : Jawa Barat
Plaju : Sumatra Selatan
Pulau Bunyu : KalimantanTimur
Pulau Seram : Maluku
Pulau Tarakan : Kalimantan Timur
Pulau Tenggara : Maluku
Surolangun : Jambi
Sorong : Papua
Sungai Gerong : Sumatra Selatan
Sungai Mahakam : Kalimantan Timur
Sungai Paking : Riau
Tanjungpura : SumatraUtara
Pabrik Pengolahan Minyak Bumi
Pabrik pengolahan minyak bumi antara lain terdapat di :

Balikpapan : Kalimantan Timur
Cepu : Jawa Tengah
Cilacap : Jawa Tengah
Pangkalan Brandan : SumatraUtara
Plaju : Sumatra Selatan
Sungai Gerong : Sumatra Selatan
Wonokromo : Jawa Timur
Hasil Olahan Minyak Bumi
Dari minyak bumi dapat diolah menjadi bensol, bensin. Minyak tanah, premium, vaselin, parafin, malam, malariol, kerosin dan aspal.

Pelabuhan-Pelabuhan Minyak
Pelabuhan minyak terdapat di Balikpapan, Pangkalansusu, Plaju,Pulau Sambu. Samudrapura, Sabang, Sungai Gerong, Tanjung Perak. dan Tarakan.

Pengusaha Nasional dan Asing Minyak Bumi di Indonesia
Pengusaha nasional Pertamina (Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional) dan Permigan.
Pengusaha asing PT Caltex (California Texas Oil Company). PT Stanvac Indonesia (PTSI) dan NNGPM (Nederlandse New Guinea Petralium Maatcappy).
Timah
Tambang timah terdapat di :

Bangkinang : Riau
Dabo : Pulau Singkep
Manggar : Pulau Belitung
Sungai Liat : Pulau Bangka
Pabrik pelabuhan bijih timah terdapat di Muntok (Pulau Belitung)

Nikel
Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka. Dapat digunakan dalam baja tahan karat dalam pipa tekanan tinggi yaitu pada bagian automotif dan mesin.Nikel banyak terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas). Gas alam terdapat di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga terdapat di daerah Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.

Uranium
Uranium adalah bahan yang bersifat radioaktif. Uranium telah digunakan untuk membuat bom atom. Sekarang uranium digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menjadi bahan bakar yang berharga.

Bijih uranium tersebut diolah menjadi bubuk kuning untuk diangkut. Kemudian bubuk kuning itu diolah menjadi bentuk-bentuk yang berlainan sesuai dengan penggunaannya. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir dan digunakan sebagai isotop radioaktif untuk mengobati orang yang sakit kanker.
Bahan galian B yaitu golongan bahan galian vital yang memiliki nilai ekonomis tang tinggi.
Bauksit
Bauksit adalah bahan baku almunium. Tambang bauksit terdapat di pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan Barat). Selain itu, terdapat pula di Kalimantan Tengah.

Emas
Tempat ditemukan : Sulida, Sumatra Barat

Sistem Kristal : Isometrik

Warna : Kuning – Emas

Goresan : Kuning

Kilap : Metalik

Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam ).

Kekerasan : 2,5 – 3

Berat jenis : 19,3

Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal. Manfaat : sumber logam emas; dipakai untuk membuat perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.

Intan
Tempat Ditemukan : Martapura, Kalimantan

Sistem Cristal : isometrik.

Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih

sampai putih kebiruan, jingga, merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.

Goresan : putih

Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ) ; konkoidal.

Kekerasan : 10

Berat jenis : 3,50

Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.

Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batu permata.

Belerang
Belerang digunakan sebagai bahan obat patek dan korek api. Tambang belerang terdapat di gunung Patuha (Jawa Barat) dan Gunung Welirang (Jawa Timur). Selain itu, terdapat pula di Jambi, Jawa Tengah, dan Sulawesi.

Yodium
Tambang Yodium terdapat di Semarang( Jawa Tengah) dan Jombang (Jawa Timur). Yodium digunakan untuk bahan obat dan peramu garam dapur.

Mangan
Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Tambang mangan juga terdapat di Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.

Tembaga

Tambang tembaga terdapat di :

Cikotok : JawaBarat
Kompara : Papua
Sangkarapi : Sulawesi Selatan
Tirtamaya : Jawa Tengah
Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.

Sistem cristal : isometrik.

Warna : Merah-tembaga , atau merah-mawar terang.

Goresan : Merah metalik.

Belahan dan pecahan : Tak ada ; hakli

Kekerasan : 2,5 – 3.

Berat Jenis : 8,94.

Genesis : sejumlah kecil tembaga nativ dijumpai pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi dengan kuprit, malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan beku basa ekstrutif, dan tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-mineral oksidasi besi. Pada deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit, bornit, epidot, kalsit, prehnit, datolit, khlorit, zeolit dan sejumlah kecil perak nativ. Manfaat : sumber minor bijih tembaga, banyak digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat logam-logam campuran, seperti kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan perak Jerman (campuran tembaga seng dan nikel).

Perak, Ag

Tempat ditemukan : Irian Jaya

Sistem Kristal : Isometrik.

Warna : Putih – Perak

Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.

Belahan dan Pecahan : Tak – ada

Kekerasan : 2,5 – 3.

Berat Jenis : 10,5.

Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zone oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel dan perak, dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.

Manfaat : sumber logam perak; dipakai untuk membuat perhiasan, alat-alat makan-minum, barang-barang kerajinan tangan, alat-alat elektronik, penyepuhan dan sebagai emulsi film fotografi.

Bismut, Bi

Tempat Ditemukan : -

Sistem Cristal : Trigonal .

Warna : Putih perak dan corak kemerahan.

Goresan : putih – perak berkilau.

Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 0001 ).

Kekerasan : 2 – 2,5.

Berat jenis : 9,7 -9,8.

Genesis : Terbentuk secara hidrotermal, dapat dijumpai dalam urat-urat bersama

bijih kobalt, nikel, timah, dan perak ; dapat juga dalam pegmatit.

Manfaat : Sumber logam bismut ; digunakan dalam sekering listrik, obat dan kosmetik.

Bahan galian C yaitu golongan bahan galian yang digunakan oleh industri.
Marmer
Tambang marmer terdapat di Besok, daerah Wijak, Tulungagung (Jawa Timur). Tambang marmer juga terdapat di DI Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatra Barat.

Garam Batu

Garam batu digunakan untuk bahan obat-obatan. Garam batu banyak terdapat di Kepulauan Kei.

Mika

Tambang mika terdapat di Pulau Paleng (Sulawesi Selatan) dan Donggala (Sulawesi Tengah).

Gips

Gips banyak digunakan dalam industry keramik. Gips ditambang di daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Granit
Tambang granit terdapat di DI Yogyakarta, Lampung dan Riau.

Asbes

Tambang asbes terdapat di :

Kuningan : Jawa Barat
Papua
Pulau Halmahera : Maluku
Pulau Seram : Maluku
Grafit
Tempat Ditemukan : Kepulauan Semrau, Sanggau, Kal-Bar

Sistem Cristal : Heksagonal .

Warna : Hitam.

Goresan : Hitam.

Belahan dan pecahan : Sempurna pada ( 0001 ) ; tak ada

Kekerasan : 1 – 2.

Berat jenis : 2,09 – 2,23Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf fisme regional, atau kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin, genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.

Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batupermata. Grafit digunakan sebagai bahan pembuat pensil.

TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT BUAT TEMAN TEMAN GEOLOGI

Tuesday, 23 August 2016

Deskripsi Mineral - Ilmu Kristal Dan Mineral

Deskripsi Mineral
1.      Quartz (SiO2)



•         Nama Mineral                    : Kuarsa
•         Rumus kimia                     : SiO2
•         Berat Jenis                         : 2,65 g/cm3
•         Sistim Kristal                     : heksagonal
•         Kilap                                  : kilap kaca
•         Belahan / Pecahan             : tidak ada / Choncoidal
•         Warna                                : tak berwarna
•         Gores                                 : putih atau tidak bewarna
•         Tenacity                             : brittle / rapuh
•         Kekerasan                          : 7 skala mohs
•         Kemagnetan                      : diamagnetik



Persebaran di Indonesia : Banda Aceh (provinsi  Nanggroe Aceh Darussalam), sungai Asahan dan Kisaran (Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Tuban dan sepanjang pantai utara Jawa Timur, Bangkalan (Provinsi Jawa Timur), Martapura (Provinsi Kalimantan Selatan), dan Provinsi Kalimantan Timur.
•         Genesa : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, pegmatit, hidrotermal, metamorfik dan sedimen.
•         Kegunaan : Dipakai dalam industri konstruksi, sebagai flux dalam industri metalurgi, pembuatan gelas, keramik, refraktori, amplas, filter,  batupermata dan optik

2.      Rijang (SiO2)





•         Nama Mineral                        : Rijang (SiO2)
•         Warna                                   : Putih Lilin / merah
•         Sistem Kristal&Perawakan    : Hexagonal & Masif
•         Kilap                                    : Lilin
•         Kekerasan                            : >8
•         Gores                                    : putih
•         Belahan/Pecahan                  : Tidak sempurna / Choncoida
•         Berat Jenis                            : 2,6 g/cm3
•         Kemagnetan                         : Diamagnetit
•         Derajat Ketransparanan       : Opaque Mineral
•         Sifat khas                             : Kilap lilin
•         Genesa                                 :  
  Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam.
  Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Material-material tersebut diendapkan jauh dari busur daratan hingga area dasar samudra.
  Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik. Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan perlapisan rijang.
•         Kegunaan                                 :
  Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll. Digunakan juga sebagai indikator untuk laut dalam (abyssal).
•         Persebaran di Indonesia : Rijang yang tersebar di Karang sambung, Kebumen, Jawa Tengah. Bukit Sipako, Rijang juga ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Sungai Luk Ulo, Kali Cacaban.

2.    MINERAL OKSIDA

Mineral oksida adalah kelas mineral yang agak beragam. Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida adalah besi, mangan , timah dan alumunium.  Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah hematit (Fe2O3) , kassiterit (SnO2) dan corundum (Al2O3).

A.  Contoh Mineral Oksida
1). Korondum (Al2O3)
2). Ilmenite (FeTiO3)
3). Magnetite (Fe3O4)

3.      Magnetite



Nama Mineral                             : Magnetite (Fe3O4)
Warna                                        : Hitam keabu-abuan
Sistem Kristal dan perawakan     : Reguler & Masif
Kilap                                          : Logam
Kekerasan                                  : 5-6 skala mohs
Gores                                         : Coklat Kemerahan
Belahan / Pecahan                       : None
Tenacity                                      : Brittle
Berat Jenis                                  : 5,2 gr/cm3
Kemagnetan                                : Paramagnetit jika dipanaskan
Derajat Ketransparanan              : Subtansluncent hingga Opaque
Sifat Khas                                  : Bentuknya seperti Besi


Genesa ( Pembentukan )                                       : 
Mineral ini terbentuk dari hasil sublimasi dalam hubungannya dengan gunung api. Terjadi juga dalam endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral tambahan dan terbentuk pada suhu yang tinggi sekitar 800˚C - 900˚C, maka mineral ini mempunyai bentuk yang sempurna dan idiomrf. Dijumpai pada batuan beku granit dan batu pasir merah sebagai penyemen. Berasosiasi dengan zircon, hematit dan pyrite. 

Endapan ini juga biasanya dijumpai pada daerah kontinen dimana terjadi pada daerah supergen endrichment. Dimana daerah tersebut berada pada Oxidezet zone dan reduxed zone. Dimana pada saat magma tersebut naik dan melebihi dari batas water table maka akan teroksidasi yang dapat membentuk mineral tersebut. Pada saat mengalami oksidasi Endapan ini terangkat permukaan bumi akibat adanya gaya tektonik yang dapat berupa perlipatann atau pensesaran ataupun injeksi magma menuju kepermukaan dikarenakan adanya unsur volatil sebagai motor penggerak. Dan hasil dari proses oksidasi ini yang akan muncul kepermukaan sedangkan hasil dari reduksi akan mengendap kebawah permukaan water table. Endapan yang ada dipermukaan bumi mengalami oksidasi dengan adanya pencampuran ion oksigen dengan unsur Fe, atau Mg, dan karna unsur ini saling mengikat sehingga terjadi persenyawaan, yang kemudian sisa-sisa unsur yang dulunya bersamaan dengan Fe atau Mg itu memisah sehingga terjadi pembentukan persenyawaan baru misanya Fe, O dan H. Atau pembentukan endapan ini setelah terputusnya batuan karbonat dibawah lingkungan tropis dan subtropis. Proses oksidasi ini berasal dari pada mineral pyrite yang mengalami oksidasi menghasilkan endapan ini, dimana oksidasi dari mineral pyirite ini dapat tergambarkan lewat rangkaian proses kimia sebagai berikut:

2FeS2 + 7.5 O2 + 4 H2O → Fe2O3 + 4 H2SO4.
Atau: 
2Fe+2 + 0.5 O2 + 2H2O → Fe2O3 + 4H-

Selanjutnya karna unsur-unsur logam itu berat dan oleh karna gravitasi bumi maka persenyawaan (mineral) tersebut mengalami pemindahan baik oleh gravitasi maupun air tanah yang kemudian terendapkan atau terakumulasi pada ceukungan-cekungan dipermukaan bumi berupa sungai, tepatnya disepanjang aliran sungai atau pada chanel bar dan piont bar, selanjutnya karna konsentrasi yang sudah besar maka material-material ini akan mengalami kompaksi sehingga membentuk endapan hematit. Metode eksplorasi yang digunakan untuk mengeksplorasi endapan ini yaitu dengan menggunakan metode test pit dan trenching. Magnetit merupakan salah satu mineral ekonomis dimana hematit biasanya digunakan dalam industri logam berat seperti besi dan baja.
•           Persebaran                                               : Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
•           Kegunaan                                                 : Digunakan dalam industri logam berat seperti besi dan baja.

4.      Hematite (Fe2O3)




•         Sisitem Kristal                    :   Hexagonal
•         Warna                                  : Abu-abu baja, atau coklat kemerahan sampai hitam
•         Goresan                               :  Merah atau coklat kemerahan
•         Kilap                                    : Kilap Logam
•         Cleveage & Fracture          :  Tidak ada dan tidak rata
•         Kekerasan                           :  5,5 – 6,5
•         Massa jenis                         :  5,26 g/cm3
•         Genesa                                : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku                                                                                         ,hidrotermaltemperature     tinggi dan metamorfisme kontak , juga                                                          bisa  dalam lingkungan sedimen.
•         Kegunaan                            :  Sumber logam besi , sebagai bubuk pigment, bubu pengkilap dan                                                            dapat dibuat batu permata  karena kristalnya yang berwarna hitam.                                 
•           Tempat ditemukan             :  Ciater , Jawa Barat.

3.    MINERAL SULFIDA
       Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam dengan belerang (S). Biasanya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.

Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal. Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, massa jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.


A. CONTOH MINERAL SULFIDA :
1). Argentite (Ag2S),
2). Kalkosit (Cu2S) ,
3). Bornite (Cu3FeS4) ,
4). Pyrite (FeS3) ,
5). Chalcocite (Cu2S),
6). Galena (PbS),
7). Sphalerite (ZnS),
8). Proustite (Ag3AsS3). 


5.      Sparelit



•           Warna                                 : Hitam, coklat, kuning, kemerahan, hijau, dan putih.
•           Derajat Ketransparanan      : Transparan sampai translucent.
•           Sistem Kristal                     : Dodecahedron belah ketupat, tetrahedron dan kombinasi dari                                                                 wajah kubik.
•           Belahan                               : Sempurna dalam enam arah membentuk dodecahedrons.
•           Kekerasan                            : 3,5 – 4 skala mohs
•           Berat Jenis                           : 4,0 (lebih berat dari rata-rata, tapi cahaya bila dibandingkan                                                                    dengan mineral yang paling logam)
•           Gores                                :  Berwarna kuning hingga coklat muda (biasa berwarna terang                                                                   untuk mineral biasanya gelap).
•           Associated Mineral            : Selalu menyertakan galena, pirit, fluorit, kalkopirit, kuarsa,kalsit,                                                            magnetit, pirhotit dan banyak lainnya.
•     Persebaran                 :  Tri dekat Joplin, Missouri, Rosiclare,Illinois, Elmwood, Tennessee,USA, BrokenHill, Australia, Italia, Spanyol,Burma, Peru, Maroko, Jerman dan Inggris. Di Indonesia: terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.


6.      Pirit (FeS2)




•         Sistem Kristal               :   Kubik

•         Warna                           :   Kuning terang muda

•         Goresan                        :   Hitam Kehijauan

•         Cleveage                      :   Tidak ada

•         Fracture                        :  Concoidal

•         Kekerasan                    :   6 – 6,5 Skala Mohs

•         Berat jenis                    :   5,1 g/cm3

•           Genesa                         :   Hasil sampingan suatu endapan hidrotermal ataupun sebagai  asesoris dalam  beberapa jenis batuan  

•         Kegunaan                    :   Untuk produksi dioksida belerang, untuk industri kertas, dan di dalam pembuatan asam belerang    
                
•         Persebaran                   :  Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.


4.    MINERAL SULFAT

Mineral sulfat adalah salah satu dari grup mineral non silikat dan memiliki kation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen membentuk (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi dari logam atau semi logam dengan anion sulfat tersebut membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, contohnya adalah danau / pesisir, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Beberapa mineral sulfat dapat terlarut dalam air dan beberapa ada yang dapat berpendar.
Mineral sulfat jenisnya ada lebih dari 200 jenis dan merupakan mineral yang langka. Beberapa mineral yang sering ditemukan yaitu Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4), Celestite (SrSO4), dan Gypsum (CaSO4.2H20). Perbedaan yang membedakan satu mineral dan mineral lainnya terletak pada lingkungan pembentukannya.
Kegunaan mineral sulfat antara lain, mineral Anhydrite diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya yang indah. Mineral Barite merupakan mineral bijih yang paling utama bagi Barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bumi. Barite sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih. Lalu mineral Celestite adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan sebagai bahan campuran karet, cat, serta elemen baterai. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang berkilau). Dan mineral Gypsum yang biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk eternit.

A.    Contoh Mineral Sulfat
1). Barite (BaSO4)
2). Anhydrite (CaSO4)
3). Gypsum (CaSO4.2H2O)

7. Barite (BaSO4)
           



Nama Mineral Barite
Rumus Kimia BaSO4
Berat Jenis 4,5 g/cm3
Sistem Kristal Orthorombic
Kilap Kilap Mutiara
Belahan / Pecahan Sempurna/ Chonocoidal
Warna Putih, Kuning muda
Gores Putih
Tenacity Brittle
Kekerasan 2,5 – 3,5 Skala Mohs
Kemagnetan Diamagnetik
Persebaran Flores timur, Tasikmalaya - Jawa Barat, Kulonprogo, Tanah Toraja, Kanada, Meksiko.
Genesa Terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, contohnya adalah danau / pesisir, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Kegunaan Sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet, serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.


8. Gypsum (CaSO4.2H2O)




Nama Mineral Gypsum
Rumus Kimia CaSO4.2H2O
Berat Jenis 2,3 g/cm3
Sistem Kristal Monoklin
Kilap Non Logam
Belahan / Pecahan Sempurna / Chonocoidal
Warna Putih
Gores Putih
Tenacity Brittle
Kekerasan 2 Skala Mohs
Kemagnetan Diamagnetik
Persebaran Cirebon – Jawa barat
Genesa Terbentuk melalui pengendapan langsung dari air garam / merupakan hasil hidrasi / alterasi anhidrit selama proses diagenesa.
Kegunaan Sebagai penambah kekerasan pada bahan bangunan, untuk bahan baku kapur tulis, campuran bahan pembuatan lapangan tenis.


5.    MINERAL KARBONAT

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- , dan disebut karbonat. Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal sebagai menirel kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua , stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat dan borat.
Karbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut.
Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam kelompok karbonat adalah dolomite (CaMg(CO3)2 , calcite (CaCO3) dan magnesite (MgCO3).

A.    Contoh Mineral Karbonat
1). Dolomit (CaMg(CO3)2
2). Kalsit (CaCO3) 
3). Magnesite (MgCO3)



9. Kalsit (CaCO3)  
          



Nama Mineral Kalsit
Rumus Kimia CaCO3
Berat Jenis 2,71 g/cm3
Sistem Kristal Trigonal
Kilap Kilap Non logam
Belahan / Pecahan Sempurna / Choncoidal
Warna Putih, bening, transparan
Gores Putih
Tenacity Brittle
Kekerasan 3 Skala Mohs
Kemagnetan Diamagnetik
Persebaran Kliripan-Yogyakarta, Sumatra Utara, Sulawesi, Jawa Tengah
Genesa Terbentuk di lingkungan laut dan diendapkan oleh bangkai plankton, dan terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst.
Kegunaan Untuk membuat semen, dan juga dapat sebagai bahan konstruksi bangunan. Kalsit juga banyak digunakan sebagai pupuk, bahan tahan api, dan produksi kertas.


10. Dolomit (CaMg(CO3)2
          



Nama Mineral Dolomit
Rumus Kimia CaMg(CO3)2
Berat Jenis 2,85 g/cm3
Sistem Kristal Hexagonal
Kilap Kilap Mutiara, Kilap kaca
Belahan / Pecahan Sempurna / Choncoidal
Warna Putih
Gores Putih
Tenacity Brittle
Kekerasan 3,5 – 4 Skala Mohs
Kemagnetan Diamagnetik
Persebaran Tuban dan Jawa Timur,
Genesa Terbentuk di lingkungan laut dan diendapkan oleh bangkai plankton, dan terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst.
Kegunaan Sebagai sumber logam magnesium dan senyawa magnesium oksida  yang digunakan untuk membuat batu bara tahan api, berguna juga untuk pembuatan pupuk dan kertas



6.    MINERAL HALIDA / KLORIDA

           Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti : F- , Cl- , Br- dan I- . Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah ( < 5 ). Contoh mineralnya adalah Fluorit (CaF2) , Halit (NaCl) , Silvit (KCl) , dan Kriolit (Na3AlF6).

\           Halida adalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah kelompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika tergabung dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah Fluorine, Chlorine, Iodine dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang rapid an simetri yang baik. Hanya ada beberapa mineral halida secara umum. Mineral halida memiliki ciri khaslembut, terkadang transparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering memiliki warna-warna cerah.



A.    Contoh Mineral Halida
1). Fluorit (CaF2)
2). Halite (NaCl)



11. Fluorit (CaF2)
                 



Nama Mineral Flourite
Rumus Kimia CaF2
Berat Jenis 3,18 g/cm3
Sistem Kristal Isometrik
Kilap Kilap kaca
Belahan / Pecahan Sempurna / Spintery
Warna Sangat bervariasi, dapat tak berwarna, biru, ungu, hijau, kuning
Gores Putih
Tenacity Brittle
Kekerasan 4 Skala Mohs
Kemagnetan Diamagnetik
Persebaran Garut, Jawa Barat
Genesa Terbentuk melalui proses hidrotermal dan dijumpai dalam urat-urat, baik sebagai mineral utama maupun sebagai mineral gang bersama mineral - mineral bijih metalik khususnya timbal dan perak. Dapat pula terbentuk pada lingkungan batuan beku & pegmatite. Berasosiasi dengan beberapa mineral seperti kalsit, dolomite, gypsum, selestit, barit, dan apatit.
Kegunaan Dipakai dalam industri kimia, peleburan besi baja, gelas, serat kaca, dan tembikar.



12. Halite (NaCl)
                 



Nama Mineral : Halite
Rumus Kimia : NaCl
Berat Jenis : 2,1 – 2,3 g/cm3
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Kilap Kaca
Belahan : / Pecahan Sempurna / Choncoidal
Warna : Bening
Gores : Putih
Tenacity : Brittle
Kekerasan : 2,5 Skala Mohs
Kemagnetan : Diamagnetik
Persebaran : Bima, Nusa Tenggara Barat

sGenesa Terbentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsung dengan temperature sekitar 100oC. Juga merupakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti lempung. Berasosisasi dengan Anhidrit, Sylvenit, Carnalit, dan Gypsum.

Kegunaan Sebagai pembuatan asam Hidrofluorik , ramuan obat diet , dan bahan optik.



7. MINERAL FOSFAT

Mineral fosfat umumnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Fosfat Primer
2. Fosfat Sedimenter
3. Fosfat Guano
Fosfat primer terbentuk dari hasil pembekuan magma alkali yang bersusunan nafelin, syenit, dan, takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama flour apatit {Ca5(PO4)3F} dalam keadaan murni mengandung 42% P2 O5 dan 3,8% F2

Fosfat Sedimenter (marine), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang

Fosfat Guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. contoh : Phospate guano


8. MINERAL NATIVE ELEMENT 

   Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga
Semimetal dan non metal (non logam). Contohnya bismuth dan sulfur
          
    Sistem kristal pada native element dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak, dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Apabila unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphit sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Sulfur (S), Intan (C), Grafit (C). 







DAFTAR PUSTAKA
Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku petunjuk praktikum), Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta