Filum Coelenterata ( MAKRO FOSSIL )
Coelenterata merupakan suatu filum yang umumnya memiliki anggota-anggota hewan (spesies) yang sebagian besar hidup di laut secara berkoloni misalnya ubur-ubur dan anemon, namun ada juga yang hidup soliter di perairan tawar, contohnya dari anggota kelas hidrozoa. Hewan-hewan dalam filum coelenterata umumnya memiliki ukuran sedang hingga besar sehingga dapat mudah terlihat oleh mereka yang sering berjalan-jalan di tepi pantai serta para pecinta alam yang ingin mempelajari hewan dari filum ini.
Coelenterata
Beberapa jenis Hewan Coelenterata
Di dunia terdapat sekitar 9.500 spesies yang tergolong dalam filum coelenterata yang kebanyakan hidup di laut dan hanya sekitar 14 spesies dari kelas anthozoa yang hidup di air tawar. Filum coelenterata tersebar dari perairan dingin kearah kutub dan juga di perairan tropik, anggota filum coelenterata umumnya peka terhadap perubahan suhu, intensitas cahaya, serta rangsangan mekanik dan kimia. Coelenterata biasanya hidup di perairan dangkal dan pada bentuk polip menempel pada substrat seperti terumbu karang, bebatuan, atau benda lain.
Pengertian Coelenterata
Coelenterata berasal dari bahasa yunani, yaitu coilos yang berarti rongga dan enteronyang berarti usus. Jadi coelenterata dapat diartikan sebagai hewan invertebrata yang memiliki rongga yang berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler) atau mempunyai fungsi sebagai usus. Coelenterata sering juga disebut Cnidaria(cnido:penyengat) karena sesuai cirinya yang memiliki sel penyengat.
Ciri-ciri Anatomi dan Struktur Tubuh Coelenterata
Coelenterata merupakan hewan multiseluler (bersel banyak) dan memiliki struktur tubuh simetri radial dengan bentuk berupa medusa (seperti lonceng atau payung) yang dikelilingi oleh tentekel, atau berupa polip (tabung), bentuk ini seperti silindris dan memiliki beberapa bentuk seperti bentuk polip gonozoid (pada pembiakan yang menghasilkan medusa) atau bentuk polip gastrozoid untuk makan. Pada bentuk medusa dapat bebas berenang di air, sedangkan pada bentuk polip tidak dapat berpindah-pindah tempat. Ukuran coelenterata beranekaragam ada yang berdiameter hanya beberapa milimeter dan ada yang diameternya mencapai dua meter.
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan yaitu lapisan ektoderm (epidermis) yaitu bagian terluar yang melindungi tubuh coelenterata dan menerima rangsang, serta lapisan endoderm (gastrodermis) yaitu bagian dalam yang berfungsi dalam pencernaan makanan. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat lapisan mesoglea atau mesolamela, dimana terdapat sistem saraf.
Pada endoderm (gastrodermis) terdapat rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai alat pencernaan serta terdapat satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus sebagai anus. Pada bagian ektoderm terutama bagian tentekel terdapat sel jelatang yang disebut knidoblas yang di dalamnya terdapat nematokis yang berfungsi sebagai alat penyengat, nematokis bisa dilepaskan dan mengeluarkan zat racun hipnotoksin. Pada coelenterata terdapat tentekel di sekitar atau mengelilingi mulut. Kebanyakan filum coelenterata mengalami metagenesis dan pada bentuk polip coelenterata memiliki rangka tubuh yang mengandung zat kapur atau zat kitin.
Bentuk Tubuh Polip dan Medusa pada Coelenterata
Reproduksi Coelenterata
Reproduksi coelenterata dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara Aseksual (Vegetatif) dilakukan dengan cara membentuk tunas(kuncup) pada umumnya terjadi pada fase polip, tunas ini semakin lama semakin besar dan semakin banyak sehingga membentuk koloni.
Pada reproduksi secara Seksual (Generatif) pada coelenterata dilakukan dengan cara membentuk gamet. Gamet dihasilkan oleh seluruh coelenterata yang berbentuk atau mengalami fase medusa dan ada beberapa pada fase polip. Pada fase medusa terbentuk testis dan ovarium yang menghasilkan sperma dan ovum. Letak testis di dekat tentekel sedangkan ovarium di dekat kaki. Pada prosesnya sperma yang telah masak akan keluar dan berenang hingga menuju ovum, ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Zigot ini kemudian akan terus tumbuh di dalam ovarium hingga menjadi larva bersilia (planula) yang kemudian akan berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan. Pada sebagian hewan yang termasuk filum coelenterata akan mengalami metagenesis, yaitu perkembangbiakan secara seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan secara aseksual dalam satu generasi secara bergantian.
Cara Hidup dan mendapatkan Makanan
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof di perairan yang jernih dan memangsa plankton serta hewan-hewan kecil lainnya. Jika ada mangsa yang menempel atau mendekati tentekel serta mengenai knidoblas, maka knidoblas akan mengeluarkan nematokis yang mengandung racun yang dapat melumpuhkan mangsa tersebut. Mangsa yang sudah dilumpuhkan kemudian ditangkap dan dimasukan ke dalam mulut dengan bantuan tentekel.
Pada beberapa jenis anthozoa, dapat menembakan benang yang akan larut menjadi lebih pekat dan lengket yang berguna untuk menempel dan menangkap mangsa, nematokis pada coelenterata di perairan air tawar ada empat macam yaitu penggulung (volvent), penusuk (penentraut), serta dua macam tipe perekat.
Sistem Pencernaan
Pada coelenterata mangsa dicerna di dalam rongga gastrovaskular yang berfungsi sebagai usus dan dapat dibagi menjadi dua yaitu pencernaan ekstraseluler dan pencernaan intraseluler. Pencernaan secara ekstraseluler yaitu dengan bantuan enzim yang terdapat pada gastrosol atau coelenteron yaitu semacam kantung yang berbatasan dengan gastrodermis. Sedangkan pencernaan secara intraseluler dengan cara dicerna oleh vakuola makanan yang terdapat di dalam rongga gastrovaskular, rongga ini dipisahkan oleh penyekat. Dalam rongga gastrovaskular makanan akan dicerna dengan sehingga menghasilkan sari makanan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi.
Respirasi dan Ekskresi
Pada umumnya coelenterata tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi khusus, pertukaran gas yaitu pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh kecuali pada beberapa spesies seperti pada golongan anthozoa dan sifonoglia. Pada sistem ekskresi juga sederhana yaitu sisa metabolisme dalam bentuk amonia juga dibuang secara difusi.
Sistem Saraf dan Peredaran Darah
Coelenterata memiliki sistem saraf difus yang sederhana yang tersebar dan berbentuk anyaman seperti jala, bagian ini terdapat pada lapisan mesoglea (mesolamela), sistem saraf berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem peredaran darah coelenterata merupakan sistem peredaran yang sederhana
Pergerakan
Pada coelenterata kontraksi otot berpengaruh terhadap cairan dalam rongga gastrovaskuler yang berlaku sebagai rangka hidrostatik, sebagai mana mesoglea. Gerakan pada bentuk polip sangat terbatas hanya merayap atau meliuk-liuk, dan pada bentuk medusa dapat berenang bebas. Tubuh yang berbentuk polip seperti halnya hydra dapat memanjang dan memendek atau melengkung ke berbagai arah. Medusa berenang dengan jalan berdenyut yang dihasilkan oleh otot melingkar dan menghasilkan gerakan vertikal, sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut.
Klasifikasi Coelenterata
Filum Coelenterata dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan
1. Kelas Hydrozoa
Hidrozoa berasal dari bahasa yunani hydra yang berarti ular air, dan zoa yang berarti hewan. Anggota kelas hidrozoa hidup di perairan laut ataupun di perairan air tawar yang agak dangkal, dengan cara hidup ada yang berkoloni (berkelompok) dan ada pula yang hidup secara soliter (terpisah). Anggota yang hidup soliter berbentuk polip, dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa. Pada bentuk medusa kelas hydrozoa umumnya berukuran kecil dengan diameter 0,5 – 6 cm.
Pada Hydrozoa sebagian besar mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dimana mengalami bentuk polip dan medusa di siklus hidupnya. Contoh hewan yang termasuk kelas hydrozoa adalah hydra dan Obelia.
a) Hydra
Hydra hidup di perairan air tawar, hewan ini hidup soliter dan berbentuk polip dan berukuran antara 10 mm sampai 30 mm dan berwarna agak keputihan. Hydra menempelkan pangkal tubuhnya yang berbentuk cakram pada substrat misalnya pada batu atau batang tanaman air. Pada ujung tunas hydra terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentekel dan hipostom, tentekel berfungsi untuk menangkap mangsa yang berupa hewan kecil atau tumbuhan, mangsa selanjutnya dicerna dalam rongga gastrovaskular.
Hydra berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk tunas, dimana tunas akan berkembang dan terbentuk epidermis, mesoglea, dan rongga gastrovaskular. Setelah tunas terus berkembang dan membesar maka akan melepaskan diri dan menjadi individu yang baru yang berbentuk polip.
Selain itu pada hydra juga terjadi perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan sel telur (ovarium) dengan sperma (testis). Hasil peleburan akan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium grastula. Pada perkembangan selanjutnya embrio akan berkembang membentuk kista yang dapat berenang bebas dan akan tempat yang sesuai untuk melekat. Bila keadaan lingkungan membaik kista akan pecah dan embrio akan tumbuh menjadi hydra yang baru.
Gambar Hydra
b) Obelia
Pada siklus hidupnya obelia berbentuk polip dan medusa. Pada fase polip obelia hidup berkoloni dan melekat di suatu substrat seperti batu karang. Sebagian besar waktu hidup obelia berada pada fase polip yang juga merupakan fase vegetatif. Pada obelia terdapat dua jenis polip, yaitu polip hydrant yang bertugas mengambil dan mencerna makanan, dan polip gonangium yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual yang akan menghasilkan obelia dalam bentuk medusa.
Obelia mengalami pergiiran keturunan (metagenesis) antara fase keturunan seksual dengan fase keturunan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan pada fase polip gonangium, dimana polip gonangium akan membentuk tunas yang dapat memisahkan diri dan berkembang menjadi bentuk medusa muda yang dapat berenang bebas. Medusa muda kemudian berkembang menjadi medusa dewasa yang mempunyai dua alat kelamin (hermafrodit) yang akan menghasilkan sel telur dan sperma. Pembuahan terjadi secara eksternal di luar tubuh dan membentuk zigot. Dalam perkembangannya zigot akan menjadi larva bersilia yang disebut planula. Planula kemudian akan melekatkan diri pada tempat yang sesuai dan akan berkembang menjadi bentuk polip muda yang kemudian tumbuh menjadi obelia baru.
Proses metagenesis Obelia
Kelas Hydrozoa terdiri dari beberapa ordo antara lain :
a. Ordo Hydroida, contoh: Obelia, Hydroctinia, dan Hydra
b. Ordo Milleporina, contoh: Millepora
c. Ordo Stylasterina, contoh: Stylaslantheca, Hydralimania
d. Ordo Stranchylina, contoh: Craspedacusta sowerbii
e. Ordo Siphonopora, contoh: Physalia pelagic
f. Ordo Chondrophora, contoh: Porpita dan Vellela
g. Ordo Actinulida, contoh: Octohydra
2. Kelas Scyphozoa
Scyphozoa berasal dari bahasa yunani yaitu scypo yang berarti mangkuk dan zoa yang berarti hewan, nama ini sesuai dengan hewan-hewan yang tergolong pada kelas scyphozoa yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk, transparan, dan melayang-layang di laut sehingga sering juga disebut sebagai ubur-ubur mangkuk. Bentuk medusa pada scyphozoa berukuran antara 2 – 40 cm dan disebut juga scyphomedusa. pada scyphozoa tiap-tiap tentekelnya ditutupi dengan sel penyengat (knidosit) yang mampu membunuh hewan lain, selain itu ada beberapa jenis scyphozoa yang tidak memiliki tentekel. Scyphozoa memiliki lapisan mesoglea yang tebal yang merupakan sumber nutrisi.
Pada sistem pencernaan terdapat rongga gastrovaskular. Pada bentuk medusa terdapat mulut, manubrium, perut pusat yang bercabang menjadi empat kantung perut dan masing-masing dibatasi sekat yang disebut septum. Pencernaan pada scyphozoa berlangsung secara ekstraseluler. Sebagian scyphozoa telah memiliki indera sederhana, misalnya tentekel sebagai alat keseimbangan, oselus yang dapat membedakan gelap dan terang, dan celah olfaktoris yang merupakan indera pembau, meski begitu scyphozoa belum memiliki alat respirasi dan ekskresi yang khusus. Contoh hewan yang tergolong pada kelas scyphozoa adalah aurelia aurita.
Pada umumnya hewan-hewan yang tergolong pada kelas scyphozoa mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yaitu keturunan seksual dan aseksual. Pada jenis aurelia memiliki kelamin yang terpisah antara individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi secara internal di dalam tubuh betina. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia yang disebut planula, planula kemudian akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel planula akan melepaskan silia dan tumbuh menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma kemudian akan membentuk tunas-tunas lateral dan pada aurelia tampak seperti tumpukan piring yang disebut strobila. Kuncup dewasa paling atas kemudian akan melepaskan diri dan menjadi bentuk medusa muda yang dinamakan efira. Efira akan berkembang menjadi bentuk medusa dewasa.
Daur hidup aurelia sp
Kelas scyphozoa terdiri antara beberapa ordo antara lain :
a. Ordo Stauromedusa
b. Ordo Cubomedusa, contoh: Chyronex Fleckery.
c. Ordo Coronatae, contoh: Periphylla
d. Ordo Semaestomae, contoh: Chrysaora, Aurelia aurita, Cyanea.
e. Ordo Rhyzostomae, contoh: Cassiopeia dan Rhizost
3. Kelas Anthozoa
Antozoa berasal dari bahasa yunani yaitu anthos yang berarti bunga dan zoa yang berarti hewan. Hewan-hewan yang termasuk pada kelas anthozoa merupakan hewan laut yang indah, dan terdapat kurang lebih 6000 spesies. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa dan hidup di laut dangkal sebagai polip soliter ataupun berkoloni. Tubuh polip anthozoa berbentuk silinder pendek, dimana terdapat mulut, kerongkongan (stomodeum), pada sisi stomodeum terdapat siphonoglyph dan dibawah stomodeum terdapat rongga gastovaskular, rongga gastrovaskular dipisahkan menjadi beberapa kamar oleh sekat- sekat yang mengandung nematokis, sementara cakram basal merupakan tempat melekatkan diri pada substrat. Anthozoa memiliki tentekel yang memiliki nematokis dan berwarna-warni.
Hewan dari Kelas Anthozoa
Ukuran polip pada kelas anthozoa biasanya lebih besar dibandingkan ukuran polip dari jenis kelas lain pada filum coelenterata dan tubuhnya tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3) sehingga bila hewan dari kelas anthozoa mati kerangka akan membentuk pulau kerang (reef). Reproduksi pada anthozoa yaitu secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual dengan menghasilkan gamet. Pada anthozoa mangsa (makanan) terlebih dahulu dilumpuhkan dengan nematosit, lalu ditarik kedalam oleh tentekel menuju stomodeum sampai ke rongga gastrovaskular, dalam rongga gastrovaskular makanan dicerna oleh enzim sehingga menghasilkan sari-sari makanan yang akan diserap dinding gastrodermis. Makanan yang tidak dapat dicerna dimuntahkan kembali oleh mulut. Cakram basal merupakan tempat melekatkan diri pada substrat.
Kelas anthozoa meliputi hewan-hewan yang sering disebut dengan koral (karang) dan anemon (mawar laut).
Koral (karang)
Hewan-hewan yang tergolong pada koral cara hidupnya berkoloni dan membentuk massa yang kaku dan kuat, karena mempunyai kerangka yang terbuat dari kalsium karbonat (CaCO3). Koral hidup di laut dangkal dengan suhu rata-rata 20oC dan melakukan reproduksi seksual dengan tunas (kuncup). Apabila koral mati maka rangka kapurnya akan menjadi batu karang (terumbu karang). Contoh hewan koral yaituAstrangia denae, Tubiphora musica, Heliopora, Acropora.
Karang Great Barrier
Anemon (mawar laut)
Anemon atau mawar laut memiliki batang tubuh seperti tabung, biasanya menempel di dasar perairan dengan menggunakan bagian tubuh yang disebut cakram kaki. Pada permukaan atas agak melebar dan terdapat mulut yang dikeliling tentekel berukuran pendek yang tersusun seperti mahkota bunga. Tentekel ini berfungsi untuk mencegah kotoran untuk melekat. Mawar laut memiliki mesoglea yang tebal dan sistem saraf difus dan tidak memiliki sistem saraf pusat. Contoh anemon yaitu Metridium marginatum.
Kelas Anthozoa dapat dibagi menjadi Subkelas dan ordo berikut :
a. Dari Sub-Kelas Zoantharia (Hexacorallia)
1. Ordo Actiniaria, contoh: Metridium marginatum, Eduardisa
2. Ordo Scleractinia, contoh: Acropora, Fungia, dan Astrangia
3. Ordo Carillimorpharia, contoh: Corynactis
4. Ordo Zoanthidea, contoh: Epizoantus
5. Ordo Antipatharia, contoh: Antipathes
6. Ordo Ceriantharia
b. Dari Sub-kelas Alcyonaria (Octarallia)
1. Ordo Stolonofera, contoh: Tubipora musica
2. Ordo Telestacea, contoh: Telesto
3. Ordo Alcyonacea, contoh: Alcionium palmatum
4. Ordo Coenothecalia, contoh: Heliopora
5. Ordo Gorgonacea, contoh: Corallium dan Gorgonia
6. Ordo Pennaulacea, contoh: Stylatula dan Pennaluta sulcata
4. Kelas Cubozoa
Sampai pada tahun 1980, cubozoa termasuk dalam golongan scyphozoa dan tergolong ordo cubomedusa (carybdeida), atas dasar persamaan anatomi, fisiologi, dan daur hidupnya. Namun kemudian menjadi kelas tersendiri karena cubozoa memiliki beberapa persamaan ciri dengan Hydrozoa. Medusa cubozoa berbentuk kotak (kubozoid) sehingga dikenal sebagai box jellyfish dan pada keempat sudutnya terdapat tentekel yang keluar dari struktur mirip pendulum. Semua cubozoa merupakan hidup di laut dan merupakan perenang yang hebat. Beberapa cubozoa sangat beracun dan berbahaya. Cubozoa hanya terdiri dari 1 bangsa, 2 suku, 8 marga dan hanya terdiri dari kurang lebih 30 jenis. Cubozoa dapat ditemukan di hampir seluruh perairan tropis di seluruh dunia.
Peranan Coelentarata
Secara umum anggota coelenterata memiliki peranan penting dalam kehidupan berikut diantaranya :
1. Koral atau karang merupakan komponen utama terbentuknya ekosistem terumbu karang yang berfungsi diantaranya sebagai pelindung pantai, tempat hidup beranekaragam hewan dan ganggang. Terumbu karang juga memiliki pemandangan yang indah sehingga bisa dijadikan sebagai objek wisata.
2. Ubur-ubur dapat dimanfaatkan untuk membuat tepung ubur-ubur yang dapat diolah menjadi bahan kosmestik dan bahan makanan d jepang.
3. Ubur-ubur penghasil cahaya (Aequorea victoria) dimanfaatkan untuk memantau perjalanan penyakit hingga terjadi kerusakan jaringan yang jelas.
4. Beberapa jenis coelenterata diperdagangkan sebagai “ikan hias” untuk aquarium laut.
No comments:
Post a Comment